Kategori: Aqidah
Syirik bukanlah hanya diartikan dengan seseorang menyembah berhala
atau mengakui ada pencipta selain Allah. Hal tadi memang termasuk syirik. Namun
kesyrikan sebenarnya lebih luas daripada itu. Dalam masalah ibadah, jika ada
satu ibadah dipalingkan kepada selain Allah, itu pun sudah termasuk syirik.
Meskipun ibadah itu ditujukan kepada
malaikat, orang sholeh, seorang nabi, wali, jin atau pada batu berhala,
kesemuanya sama-sama syirik. Sehingga jika ada yang menyembelih dengan
melakukan tumbal pada jin penjaga jembatan, maka ini pun termasuk kesyirikan
karena nusuk (penyembelihan) adalah suatu ibadah. Begitu juga bergantungnya
hati atau tawakkal adalah ibadah, sehingga jika seseorang menggantungkan hati
pada jimat, penglaris, rajah, wafaq, susuk dan pelet dengan tujuan untuk
kesaktian, membuat laris dagangan, atau menarik cinta, ini pun termasuk
kesyirikan. Namanya ibadah hanya boleh ditujukan pada Allah semata. Inilah
makna syirik yang patut kita pahami dengan baik.
Jika kita telah memahami hal ini,
maka perlu diketahui bahwa kesyirikan memiliki bahaya yang amat besar dan
pengaruh ini akan dirasakan di dunia dan akhirat kelak. Tulisan berikut ini
akan mengupas beberapa bahaya kesyirikan secara global dan ringkas:
1. Segala kejelekan di dunia dan
akhirat diakibatkan oleh syirik.
2. Sebab utama kesulitan di dunia
dan akhirat adalah karena syirik.
3. Rasa khawatir dan lepasnya rasa
aman di dunia dan akhirat disebabkan karena syirik. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman,
الَّذِينَ
آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ
وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. Al An’am: 82).
4. Orang yang berbuat syirik
akan sesat di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ
يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”
(QS. An Nisa’: 116).
5. Orang yang berbuat syirik
akbar (besar) tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
6. Jika seseorang berbuat syirik
akbar (besar), seluruh amalannya bisa terhapus. Allah Ta’ala
berfirman,
وَلَوْ
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu
mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).
7. Orang yang berbuat syirik
akbar pantas masuk neraka dan diharamkan surga untuknya. Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّهُ
ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).
Dari Jabir, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalama
keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan
masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah,
maka ia akan masuk neraka” (HR. Muslim no. 93).
8. Syirik akbar membuat
pelakunya kekal dalam neraka. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang
kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”
(QS. Al Bayyinah: 6).
9. Syirik adalah
sejelek-jelek perbuatan zholim dan sejelek-jeleknya dosa sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman,
وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
وَمَنْ
يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
10. Allah dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam berlepas diri dari orang yang berbuat syirik.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَذَانٌ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ
اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ
“Dan (inilah) suatu permakluman
daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa
sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin”
(QS. At Taubah: 3).
11. Syirik adalah sebab utama
yang mendatangkan murka dan siksa Allah, serta menjauhkan seseorang dari rahmat
Allah. Semoga Allah melindungi kita dari segala hal yang mendatangkan murka
Allah.
12. Syirik menghapuskan
cahaya fithroh seorang hamba. Karena seorang hamba pertama kali dijadikan dalam
keadaan fithroh yaitu di atas tauhid dan ketaatan. Allah Ta’ala
berfirman,
فِطْرَةَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“(Tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Ar Rum: 30).
Begitu pula sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
«
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ ، كَمَا تُنْتَجُ
الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ » . ثُمَّ
يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – ( فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِى فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا ) الآيَةَ
“Tidaklah seorang anak dilahirkan
melainkan di atas fithroh. Ayahnya-lah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau
Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna,
apakah kamu melihat ada yang cacat padanya?” Lantas Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu- membacakan ayat (yang artinya), “Fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim
no. 2658).
Begitu pula dalam hadits qudsi
disebutkan,
وَإِنِّى
خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ
فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ
وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
“Sesungguhnya Aku telah
menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hunafa’ (islam) semuanya, kemudian
syetan memalingkan mereka dari agama mereka, dan mengharamkan atas mereka apa
yang Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya” (HR. Muslim no. 2865). Yang
dimaksud hunafa’ adalah dalam keadaan Islam, sebagaimana keterangan dari Imam
Nawawi rahimahullah (Syarh Shahih Muslim, 17: 197).
13. Syirik mengantarkan pada
pengagungan terhadap jiwa yang hina. Karena orang musyrik merendahkan diri pada
setiap thogut di muka bumi. Karena sandaran hatinya hanyalah makhluk yang tidak
dapat melihat dan tidak berakal. Yang mereka sembah adalah selain Allah dan
menghinakan diri padanya. Ini sungguh adalah bentuk penghinaan pada diri
sendiri.
14. Syirik akbar (besar)
menjadikan halalnya darah dan harta sebagaimana sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
أُمِرْتُ
أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku memerintahkan untuk
memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak
disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal ini, maka darah dan harta mereka
aman kecuali jika ada sebab hukum Islam dan hisab mereka tergantung pada Allah”
(HR. Bukhari no. 25 dan Muslim no. 21).
15. Syirik akbar (besar) menyebabkan
permusuhan antara pelakunya dengan orang beriman. Tidak boleh seorang mukmin
memiliki loyalitas dengan orang musyrik walau itu kerabat dekat. Allah Ta’ala
berfirman,
لَا
تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ
حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ
إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tak akan mendapati kaum
yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka”
(QS. Al Mujadilah: 22).
16. Syirik ashgor (kecil)
mengurangi keimanan seseorang dan sebagai wasilah (perantara) menuju syirik
akbar.
17. Syirik khofi (yang samar)
seperti syirik dalam riya’ dan beramal dengan tujuan mencapai dunia, syirik
seperti ini akan menghapuskan amalan yang terkait dengannya. Dan syirik khofi
lebih dikhawatirkan dari Al Masih Dajjal dan lebih dikhawatirkan akan menimpa
umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku
lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al Masih Ad Dajjal?
Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi
(yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia
perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya “
(HR. Ahmad dalam musnadnya. Dihasankan oleh Syaikh Albani Shahiihul Jami’ 2604)
Semoga dengan mengetahui hal ini
semakin membuat kita khawatir dengan kesyirikan. Dan semoga Allah menjauhkan
kita dari berbuat syirik, apa pun jenisnya.
Wallahu
waliyyut taufiq.
Referensi:
Nurut Tauhid wa Zhulumatusy Syirk, Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qohthoni, terbitan Maktabah
Malik Fahd Al Wathoniyah, cetakan ketiga, 1421 H.
—
0 komentar:
Posting Komentar